Wajah Baru Dunia Pesantren

Posted by Abd. Warits Ilham  |  at  11.35

Wajah Baru Dunia Pesantren
Oleh: Abd.Warits

Pesantren adalah sebuah lembaga yang merupakan wujud proses wajar perkembangan sistem pendidikan nasional yang telah menunjukkan eksistensinya selama bertahun-tahun, sekaligus lembaga pendidikan yang memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat pedesaan secara khusus, sehingga jangan heran bila ada banyak tokoh yang dilahirkan dari pesantren baik tokoh Negarawan, Sastrawan, dan Cendikiawan. Pesantren juga merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai andil besar dalam merebut kemerdekaan indonesia, ketika penjajah jepang mengeluarkan intruksi militernya untuk menutup semua pendidikan buatan belanda, yang hal ini akan berakibat pada buruknya pendidikan indonesia yang baru tahap pengenalan terhadap ilmu pengetahuan, pesantren tampil sebagai lembaga pendidikan alternatif yang tetap eksis mentranformasikan nilai-nilai Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Selaian itu sistem pendidikan yang dikembangkan di pesantren adalah sistem pendidikan yang penuh kelenturan dan memiliki spektrum luas, melampaui batas-batas pesantren itu sendiri, proses pembelajaran dan pendidikan di pesantren serta pengambangan intlektualitas dan spiritualitas menyatu dalam kerangka nilai-nilai yang diyakini pesantren.
Perkembangan pesantren cukuplah pesat, bila dihitung akan didapat ribuan pesantren yang ada di seluruh Indonesia, hal ini disebabkan karena kebanyakan seorang santri apabila pulang kedaerah asalnya akan membangun sebuah lembaga pendidikan yang sistemnya tidak jauh berbeda (sama) dengan sistem pendidikan dimana ia mondok (asal pesantren). Namun pertambahan jumlah pesantren yang menjamur tidak lantas menjadi gambaran dari kejayaan pesantren itu sendiri tapi menjadi masalah baru bagi perkembangan pesantren terkait dengan ketidak jelasan visi dan misi peasntren, sehingga pesantren hanya megah secara fisik saja sedangkan secara intlektual tidak sama sekali, sebuah keadaan pesantren yang dangat berbeda dengan masa awa berdirinya kemariun, maka dari itu potret pesantren saat ini mulai memudar, pesantren mulai tidak relevan, out-put yang lahir dipesantren tidak mampu melakukan apa-apa, jangankan untuk melakukan sebuah perubahan di masyarkat (menjadi pemimpin dalam sekala besar), memimpin dirinya sendri saja mengalami kesulitan karena dirinya tidak memiliki bekal untuk menjawab setiap tantangan zaman, sehingga mereka menjadi manusia yang tidak berguna sekaligus menjadi sampah di masyarakat.
Potret pesantren saat ini tak ubahnya seperti kapal kecil yang tak bermesin dengan biduk yang rapuh, tak berlayar, penuh dengan penumpang di tengah terjangan gelombang Globalisasi yang dalam buku ini di sebut sebagai neo- liberalisme (hal: 07), sehingga secara perlahan pesantren semakin kehilangan kendali dan perannya dalam masyarakat, terseok dan hampir tenggelam, jika dibiarkan maka peantren akan tenggelam. kejayaannya di masa lalu hanya akan menjadi sejarah yang akan jadi dongeng sebelum tidur, coba saja kita lihat nilai-nilai pesantren sudah mulai hilang dan terlupakan, nilai-nilai ciri khas pesantren seperti kesederhanaan, keikhlasan, kemandirian sudah mulai hilang terganti dengan paham-paham baru yang di hembuskan oleh orang-orang barat dengan teknologinya yang semakin maju. jika kemarin pesantren merupakan lembaga pendidikan yang tidak hanya berfungsi sebagai proses tanformasi keilmuan namun juga sebagai media tranformasi moralitas, namun saat ini pesantren tak lebih sebagai lembaga yang mempunyai potensi yang signifikan dalam hal mengembangkan komunitas hidonis dan kapital yang baru, nilai-nilai yang di junjung tinggi oleh pesantren mulai di tinggalkan dan dilupakan. Perilaku santri sudah tidak mencerminkan lagi sosok yang sederhana, mandiri, ikhlas, namun justru sebaliknya santri telah menjadi sosok yang pragmatis, mengedapankan serta mengukur segala hal dengan materi. Lalu dimanakah letak kesalahan itu? Dapatkah pesantren bangkit dan tetap eksis serta mengembalikan nilai-nilai kepesantrenannya sekaligus bisa kembali menelorkan kader-kader yang jempolan sebagaimana kemarin.
Dalam buku ini digambarkan jati diri pesantren yang sebenarnya, mulai dari kekuatan dan basis pesantren, kelebihan dan kekurangannya sekaligus tantangan yang dihadapinya saat ini, sehingga secara tidak sadar pembaca akan tergiring untuk menganalisis sendiri kondisi pesantren yang sebenarnya (saat ini), yang nantinya akan menumbuhkan kesadaran bahawa kondisi pesantren sedang “kritis”.maka dari itu pembaca tentunya akan ikut juga untuk berfikir bagaimana solusi yang tetap untuk menghadapi masalah tersebut.
Solusi yang ditawarkan ternyata cukup menarik penulis tidaklah memberikan tawaran yang baku namun mengajak penbaca untuk menelanjangi atau berfikir ulang tentang pesantren, lalu dari gambaran yang di ilustrasikan penulis, diharapkan mampu untuk melahirkan refleksi dari pembaca itu sendiri sehingga mereka akan mendapat kesimpulan bahwa pesantren harus melakukan perubahan dalam segala hal karena tantangan yang dihadapi saat ini sangatlah berbeda dengan tantangan yang dihadapinya dulu artian solusi tersebut hanya berbentuk pemahaman bahwa pesantren harus bergerak, tidak boleh statis dengan cara mempertahan tradisi lama yang masih relevan sekaligus menerima sesuatu yang baru yang tidak bertentangan dengan ideologi. Pesantren harus berubah karena zaman yang dihadapi telah berubah, namun dalam melakukan perubahan harus berdasar terhadap prinsip dasar ideologi pesantren.
Kelebihan lain dari buku ini penulis tidak hanya mengupas tentang pesantren namun juga menyinggung tentang NU yang merupakan media pesantren dalam berintreksi dengan masyrakat, karena tak dapat dipungkiri pesantren dan NU merupakan satu kesatuan yang utuh yang karena NU dilahirkan dan berkembang oleh orang-orang pesantren. Secara tidak langsung penulis mengajak pembaca untuk turut mengkaji NU dari sudut pesantren karena nilai-nilai yang di junjung di NU tidak ada bedanya dengan nilai-nilai yang di junjung di peantren dan secara kasat mata kemunduran NU merupakan kemunduran pesantren.
Sementara kekurangan dari buku ini terletak pada tidak adanya solusi yang diharapkan pembaca terkait dengan masalah yang dihadapi pesantren saat ini, sehingga pembaca merasa kebingungan dalam menentukan lamgkahnya untuk melakukan perubahan dalam diri pesantren karena semua pemikiran yang dituangkan lebih mengarah pada konsep yang uneverdal yang akan melahirkan beragam penahaman dari pembaca, selain itu denagan banyaknya penulis mengupas tentang NU menyebabkan pembaca bingung dan akan berfikir perubahan atau penbaruan yang di maksut apakah untuk pesantren atau untuk NU? Memang antara keduanya tidak dapat dipisahkan namun perlau adanya garis pembatas yang jelas, agara tidak melahirkan pemahaman yang salah.

1 komentar:

Problema Pendidikan Indonesia

Posted by Abd. Warits Ilham  |  at  11.32

Problema Pendidikan Indonesia
Oleh : Abd. Warits

”Pendidikan harus mengajarkan moral dan kreativitas”

Manusia sebagai pelaku pendidikan yang memiliki kesadaran waktu dan marencanakan masa depan yang lebih baik, membutuhkan ilmu dan pengetahuan sebagai bekal hidupnya. Untuk mendapatkannya, dibutuhkan pendidikan (sistem) yang baik-berkualitas. Suksesnya pendidikan akan memberikan pengaruh cukup besar terhadap aspek lain seperti ekonomi, sosial budaya, politik sekaligus menentukan kesejahteraan masyarakat. Sebab itu, pendidikan selayaknya diprioritaskan untuk diperhatikan.
Tapi anehnya, jika moral remaja amburadul, pendidikanlah yang dituding sebagai tersangka pertama juga utama. Orang akan dengan mudah berkomentar: pendidikan gagal, maka angka kemiskinan menjadi meningkat; pendidikan hancur, maka angka pengangguran terus meroket. Tawuran antar pelajar yang banyak menghiasi media massa akhir-akhir ini, dinilai sebagai bentuk kekacauan sistem pendidikan yang kering pada spirit moral-religius. Pendeknya, pendidikan selalu ditempatkan di kursi pesakitan sebagai tertuduh. Pada titik ini, ”perhatian” yang dimaksud bukanlah menuduhkan segala kekacauan kehidupan ini pada pendidikan, melainkan mendorong pendidikan agar semakin berkualitas. Dan itu (pendidikan berkualitas) tidak bisa terwujud jika terus menudingkan setiap kekacauan pada pendidikan.
Beberapa masalah yang terjadi negeri ini diyakini banyak kalangan sebagai akibat buruknya kualitas pendidikan. Sejak era refomasi hingga kini, belum ditemukan format pendidikan yang mampu menjawab persoalan bangsa dengan baik. Berbagai usaha telah dilakukan untuk menemukan akar masalah pendidikan namun sejauh ini yang terjadi justru pendidikan semakin kacau balau.b
Latar belakang inilah yang menyebabkan pemerintah kita bingung membuat format pendidikan yang pas buat indonesia. Perubahan nama dan sistem kurikulum yang terjadi dalam waktu singkat, belum menghasilkan apa-apa.
Anggaran pendidikan yang tinggi belum menberikan kontribusi apapun, hanya menambah peluang aparat untuk korupsi lebih banyak. Bahkan, beberapa peraturan yang diterbitkan untuk mengatasi persoalan pendidikan, justru melahirkan masalah baru. Seperti: UU BHP dan kenaikkan nilai standart UNAS. Kedua keputusan ini hanya menuai banyak protes karena disisinyalir akan memperkeruh wajah pendidikan. UU BHP akan melahirkan kapitalisasi pendidikan yang tidak pro rakyat kecil, sedangkan kenaikan nilai UNAS akan memasung kreatifitas siswa karena wamtunya akan banyak tersita untuk UNAS. Singkatnya, banyak sekali keputusan pemeritah justru menambah beban anak didik.
Diakui atau tidak, pendidikan kita kering dari spirit agama, sehingga sering ditemukan anak didik berkepribadian ganda. Cerdas dalam kelas, namun tidak memiliki moral yang luhur, tidak beretika dalam pergaulan. hal ini terjadi karena pendidikan kita hanya menyentuh fisik (otak) saja, tidak memasukkan unsur spiritual (nilai agama) dalam setiap materi pelajaran. padahal manusia tidak hanya tersusun secara fisik (jasmani), namun ada unsur rohani yang juga butuh pendidikan dalam perkembangannya.
Selain itu oreintasi pendidikan kita sangat dangkal. hanya berusaha menjawab ”Apa” (What Oreinted), maka yang didapatkan adalah orang-orang yang pintar beretorika, kaya konsep, namun miskin kratifitas dan anilisis. Akibatnya, banyak diantara mereka yang tidak mampu menghubungkan masalah yang terjadi dengan teori yang dimilikinya.
Semestiya, pendidikan diarahkan untuk menjawab ”Bagaima” (Why Oriented). Dengan demikian akan ditemukan pola hubungan antara disiplin ilmu yang satu dengan yang lain, dan pada akhirnya akan melahirkan kreatifitas yang bisa menjadi solusi terhadap masalah yang terjadi.
Nasib bangasa akan bangkit bila pendidikan negeri mampu melahirkan orang-orang bermoral dan kaya kreatifitas. Ini akan dicapai bila pemerintah lebih serius mengelola pendidikan dengan tidak tergesa-gesa menbuat keputusan.

0 komentar:

Kreatifitas Menulis Dosen Masih di Pertanyakan

Posted by Abd. Warits Ilham  |  at  11.29

Kreatifitas Menulis Dosen Masih di Pertanyakan
Oleh A. Warit Ilham®

Dizaman ini apabila ada seorang Dosen yang belum mampu menulis maka kwalitas ke-Dosen-annya pantas kita pertanyakan? Mengapa?
Dosen yang setiap harinya bergelut dengan pemikiran dan berkutat dengan buku-buku bacaan tentunya akan menemukan banyak ide dalam perenungan yang ia lakukan, sangat mustahil apabila dalam setiap aktifitas pengajaran yang ia lakukan tidak menemukan sebuah fenomena yang membuat dirinya melakukan perenenugan yang panjang sehingga ia merasa perlu untuk mencari dan meneliti berbagai literatur yang terkait sampai akhirnya ia menemukan satu kesimpulan baru sebagai solusi atas febomena tersebut.
Begitulah mugkin salah satu dari sekian deretan profil Seorang dosen yang baik. kecuali apabila status dosennya ia dapatkan dengan membeli pada satu perguruan sehingga dalam prosesnya tidak memerlukan satu keahlian dalam dirinya. Dengan begitu walupun dia tidak mampu berbuat apa-apa masih bisa menbanggakan statusnya sebagai dosen.
Jika kita bandingkan tugas seorang guru dengan dosen secara umum memang tidak ada perbedaan. Lebihnya dosen di tuntut untuk menemukan hal-hal yang baru sekaligus mendorong Mahasiswa-nya untuk juga menemukan sesuatu yang baru ( lebih baik ) atau solusi bagi fenomina yang terus berkembang menjadi lebih kompleks. sedangkan guru hanya di tuntut untuk mendidik siswanya agar bisa menjadi manusia yang sempurna. Guru hanyalah dituntut untuk mengajarkan dan menyampaikan perangkat apa saja yang harus dimiliki seorang manusia untuk menjadi manusia yang utuh (insan kamil).
Suatu perguruan tinggi akan dianggap berhasil apabila Mahasiswa-nya mampu memberikan tawaran baru ( penemuan ) terhadap dunia. penelitian yang membudaya dikalangan kampus yang pada akhirya akan membuat kampus menjadi pembaharu bagi kehidupan di segala bidang karena dari sinilah seorang intlektual yang mampu menjawab tantangan zaman dilahirkan. Tentunya semua itu bisa terwujud atau dengan kata lain Mahasiswa akan mampu melahirkan karya-kayanya kalau dosen yang setiap waktu mendampinginya tidak miskin karya. Mahasiswa akan merasa tertantang kalau tiap waktu dosen yang memberikan materi kuliayah di kelasnya selalu memberikan tantangan untuk menjadi generasi yang kritis dan kreatif. Dengan seperti itu maka Mahasiswa akan mempunyai kreatifitas kepenulisan yang baik kalau dosennya sudah mamapu untuk berkrya ( menulis ).
Selama ini kalau kita melihat aktifitas dosen yang mengabdikan dirinya di kampus STIK Annuqayah tercinta ini, sepertinya masih jarang yang masuk kata gori sebagai Dosen yang baik ( Profesional ), karena mereka masih jarang atau bahkan sama sekali tidak memiki karya apapun. Memang ada sebagian dari mereka yang mampu untuk menulis namun sama sekali tidak sebanding dengan jumlah dosen yang ada. Keberadaan mereka hanyalah bisa dihitung dengan jari.
Potensi kepenulisan di STIK Annuqayah sangatlah besar hal ini dapat kita lihat pada beberapa dosen yang sudah menjadikan karangannya sebagai referensi utama dalam perkuliahan. Untuk itu sudah sepatutnya potensi yang ada mendapat perhatian yang serius dari STIKA.
Pembenahan di segala bidang harus segera dilakukan karena kalau tidak kemampuan berkarya di kampus ini tetap akan menjadi hal yang tidak perioritas dan pada akhirnya tidak akan berkembang dengan baik. Pembenahan dapat dimulai dengan memberikan penghargaan yang sepadan terhadap dosen atau Mahasiswa yang mampu melahirkan kreatifitas menulisnya, Selain itu lembaga penelitian dan pengembangan kampus juga harus difungsikan secara maksimal, dosen yang memiliki jabatan di lembaga ini tidak boleh berdiam diri dan santai saja seperti dosen-dosen lainnya karena dipundak mereka ada tugas untuk melekukan penelitian sekaligus mempublikasikannya. Selama ini manfaat dari lembaga ini tidak bisa kita rasakan karena lembaga ini memang belum memliki karya apa-apa atau kalaupun misalnya ada belum dipublikasikan jadi tetap saja sama dengan tidak ada.
Dengan adanya karya dari lembaga ini diharapkan akan menajadi pancingan bagi para Mahasiswa secara umum dan dosen secara khusus untuk juga melakukan kreatifitas padat kekaryaan sehingga budaya tulis menulis menjadi gandrungan penghhuni kampus ini yang pada akhirnya bisa mengangkat kampus ini lebih baik.
Jika kita lihat di berbagai kampus yang saat ini memiliki nama yang besar dan terkenal hal itu disebabkan pada keratifitas dosen dan Mahasiswa-nya yang mampu memberikan warna terhadap perembangan zaman saat ini, karena budaya kekaryaan sudah tumbuh dengan subur sehingga apabila mereka (Mahasiswa dan Dosen ) tidak mampu melahirkan karya dianggap sesuatu yang tidak wajar.
Sebenarnya budaya kratifitas menulis di Annuqayah sudah tumbuh sejak lama, hal ini terbukti dengan adanyan beberapa lingkar pena yang cukup aktif menumbuh dan dan mengembangkan bakat kepenulisan namun sekali lagi perhatian yang diberikan intitusi kurang sempurna sehingga bakat dan keahlian yang ada terus menerus terpendam. Selain itu sistem pembelajaran di STIK Annuqayah yang diberikan beberapa dosen tertentu masih banyak yang kurang mendukung untuk melahirkan kreatifitas hal ini dapat kita lihat pada beberapa dosen yang masih menggunakan sistem ceramah dalam perkuliahannya parahnya lagi apabila mendapat sanggahan atau kritikan dari Mahasiswa-nya ia menjadi berang dan ujung-ujungnya sang Mahasiswa tadi tidak lulus atau mendapat nilai yang tidak sepantasnya. Padahal Mahasiswa bukan objek yang hanya harus menerima saja tapi dia harus bisa memberikan perbandingan dari pembacaan yang mereke lakukan.
Dengan adanya dosen yang sering memaksakan kehendaknya ini membuat Mahasiswa lebih banyak memlih diam dan menerima dengan apa adanya yang pada akhirnya potensi yang mereka miliki semakin tenggelam dan hilang. Maka jangan heran kalau sampai saat ini Mahasiswa di STIKA belum mampu melahirkan apa-apa ketika dia menyandang gelar sarjana selain menambah deretan jumlah pengangguran yang terus tumbuh dengan subur. Sulit di percaya memang tapi begitulah kenyataannya.
Bila kondisi ini tidak segera mendapat perhatian yang serius maka tetap saja Mahasiswa STIK Annuqayah tidak akan mampu melakukan apa – apa dan jangan harap budaya tulis menulis di kampus ini bisa tumbuh dengan baik. Sekali lagi budaya keratifitas ini harus segera di tumbuhkembangkan karena kampus ini adalah kampus pesantren, sedangkan pesantren pada awalnya merupakan tempat dimana seorang intlektual yang mampu menerjemahkan idenya kedalam bahasa tulian lahir.
Begitu banyak ulama pesantren klasik yang mampu melahirkan karya-karyanya namun yang pantas kita pertanyakan saat ini adalah kemana budaya kreatifitas tersebut yang telah lama mentradisi dikalangan kita menghilang? Mampukah kita kembali menumbuhkembangkan seperti sedia kala? Semoga saja bisa..

Penulis adalah mahasiswa STIKA semester IV
yang kali ini aktif di pergerakan

0 komentar:

Menjaga Kesehatan itu...

Posted by Abd. Warits Ilham  |  at  11.25

Hidup Sehat itu Harus !
Oleh: Abd. Warits

Rasulullah SAW. Bersabda ”…… jagalah kesehatan sebelum datang masa sakitmu….” (al-hadits)

Banyak orang kurang peduli pada kesehatannya. Mereka selalu berkeyakinan masalah kesehatan, rejeki, jodoh adalah masalah (urusan) Tuhan yang berada di luar kendali manusia. Itulah sebabnya, mengapa banyak orang menjalani hidup apa adanya, mereka tidak memilki target yang jelas, apalagi menjalani hidupnya dengan renca-renca yang matang.
Masih segar dalam ingatan penulis, ketika masih sekolah di Madrasah Ibtidaiyah dulu. Salah satu guru berkata di sela-sela penjelasan materi yang dijelaskannya, bahwa ”hidup tidak boleh mempunyai cita-cita, sebab dengan bercita-cita kita akan mendahului kehendak Tuhan yang akan terjadi pada kehidupan kita. Dan itu artinya kita telah mencampuri urusan Tuhan sedangkan mencampuri urusan Tuhan balasannya adalah Neraka”. Untung kala itu saya masih kecil sehingga kata-kata itu mengalir tampa dicena dan pada waktunya hilang dengan sendirinya. Sehingga hari ini saya telah mengerti bagaiman menjalani hidup ini tentunya dengna berdasar pada aturan-aturan yang paling mendekati kebenaran.
Kembali pada persoalan kesehatan. Islam sangat menganjurkan pola hidup sehat, sebab dengna fisik yang sehat kita akan mampu melakukan banyak hal termasuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang saat ini tertinggal jauh bangsa barat. Mereka mampu melakukan penelitian tampa berhenti karena kondisi fisik mereka yang sehat.
Mereka (bangsa barat) mampu hidup sehat karena memiliki pola hidup yang sehat. Kebersihan yang dalam islam disejajarkan dengan keimanan seseorang tidak hanya dijadikan teori namun ditanamkan dalam hati dan dijadikan darah daging, sehingga mereka merasa kurang nyaman bila sedikit saja melihat debu yang menempel di sekitar mereka. Selain itu mereka tidak mengkonsumsi makanan yang sembarangan, Yang dikonsumsi hanyalah makanan yang telah jelas kandungannya. Dengan kebutuhan nutrisi dan vitamin yang lengkap, hampir rata-rata mereka memiliki badan yang tinggi tegap dengna kecerdasan yang luar biasa. Tak heran, bila mereka tak henti-hentinya menghebohkan dunia dengan hasil penelitiannya yang memukau. Seperti yang diberitakan harian kompas (edisi tidak terlacak) yang memberitakan perkembangan robot do jepang. Dalam berita tersebut dijelaskan bahwa telah lahir robo yang memiliki kemampuan mirip dengan manusia, dia bisa diajaknya berbicara, memberikan respon terhadap apa yang kita lakukan, mampu bertindak beringas bila dikasari dan bersikap lembut serta romantis bila diperlakukan dengan penuh kasih sayang, bahkan robot tersebut yang didesain dengan postur tubuh perempuan yang cantik bisa dijadikan teman kencan yang mengesankan.
Hasil yang luar bisa tentunya tidak akan dihasilkan dengan kapasitas kecerasdasan yang terbatas. Memang ada sebagian orang yang tidak mengakui bahwa makan yang penuh vitamin tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat kecerdasan seseorang, salah satu contoh sederhana bisa dilihat pada sosok lintang dalam laskar pelanginya andrea hirata, yang hidup dengan penuh kekurangan namun memiliki kecerdasan yang penuh inspiratif, sehingga mampu mengalahkansekolah unggulan milik PN Timah di belitung sana. Pernyataan tersebut memang tidak bisa disanggah namun, hal itu tidak berlau umum artinya hanya terjadi pada orang-orang terbatas. Itupun diluat dugaan. Bisanya kecerdasan yang seperti itu merupakan kecerdasan yang dipengaruhi gen orang tuanya. Kecerdasan seseorang itu bisa ditingkatkan dengan mencukupi kebutuhan gizi anak ketika masa pertumbuhannya. Lihat saja nasib anak yang dari kecil kekuarangan, rata-rata mereka memiliki kecerdasan yang terbatas.
Sementara orang islam yang memiliki konsep kesehatan yang luar biasa tampak acuh tak acuh memelihara kesehatan. Padahal dengan tegas Nabi mengatakan bahwa ” kebersihan adalah sebagian dari Iman”, bila dimaknai orang yang tidak hidup bersih bukannlah orang yang beriman. Sedangkan orang yang tidak beriman balasannya Neraka, meniru goyonan pak Maimun “Nerakanya ini yang menakutkan kita”. Fenomena ini memang aneh, coba saja kita lihat di pondok pesantren yang merupakan basis pendidikan agama islam, sama sekali tidak memperhatikan aspek kebersihan. Fakta ini sungguh aneh, bagaimana bisa aspek kebersihan yang disejajarkan dengan keimanan seserang dengan tampa dosa dilupakan.
Kebersihan diri dan lingkungan sangat mempengarui kondisi kehehatan seseorang. Pola hidup yang kotor akab memudahkan kita diserang penyakit. Contoh mudahnya adalah penyakit malaria yang disebabkan nyamuk aides aeghepti. Jenis nayamuk ini berkembang di genangan air yang kotor.
Menjaga kesehatan selam ini dipahami hanya sekedar memanfaatkan kesehatan dengan beribdah sebanyak-banyaknya. Pemahaman ini bukan salah, lebih tepatnya kurang sempurna sebab maksud dari hadits itu tidak sedankal itu. Hadits itu ingin menegaskan bahwa manusisa hentdaknya menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi makanan – makanan yang bernutrisi serta mengandung vitamin lengkap sehingga sel-sel yang mati dapar terganti dalam waktu singkat disamping juga memanfaatkan kesehatan dengan beribadah sebanyak-banyaknya.
Setiap hari manusia dipastikan mengalami pengurangan sel-sel dalam tubuhnya. Sebab tubuh ini butuh ”tenaga” untuk melakukan proses pembakaran untuk melahirkan energi saat beraktifitas tentunya sel-sel yang mati harus segera diganti. Layaknya mesin motor bila ada yang riusak atau mengalami gangguan pasti jalannya tidak akan normal dan harus segera diganti, bila tidak akan berkibat fatal pada komponen/perangkat mesin yang lain, dan akibatnya sanga fatal. Bisa – bisa mesin mati total.
Tubuh manusia juga seperti itu, sel-sel yang mati harus segera diganti. Bagaiman caranya? Tidak ada jalan lain kecuali mengkomsumsi makanan yang sehat dan bervitamin.
Dengan mengkonsumsi makanan yang bervitamin kebutuhan nutrisi tubuh akan senantiasa terpenuhi dengan demikian kita tidak akan mudah sakit. Dengan demikian kesempatan untuk berbakti semakin banyak.

0 komentar:

Kekuatan Guru

Posted by Abd. Warits Ilham  |  at  11.20

Untuk Guruku

Malam yang indah, tapi tak seindah perasaan dalam hatiku. Aku pun tak tahu malam ini harus bersikap bagaiman, sebab aku tak mengerti mengapa selalu dihadapkan pada pilihan yang sulit untuk dijalani. Kata orang disinilah rahasia hidup bersembunyi, katanya lagi ada hikmah dibalik itu semua. Tapi sampai detik ini diusiaku yang ke-20 aku belum menemukan bentuk hikmah yang selalu disebut-sebut orang layaknya emas murni.
Malam ini, tanggal 31 desember penghujung waktu 2008. besok hari yang baru akan datang, semoga saja membawa manfaat lebih bagi kehidupanku.s
Malam ini pula, karantina akan diakhiri. Setelah 13 hari belajar bersama sangat banyak pengalaman dan pengetahuan yang saling dibagi. Sunnguh pengalaman yang sulit didapatkan. Kak Khotib, aku ingin mengucapkan terimakasih yang banyak pada ketulusannmu membimbign kami walau tidak serius belajar padamu bahkan sering kali mengeluh. Padahal proses yang kami alami belumlah seberapa. Dibanding dengan pengalaman orang-orang yang sengaja kau datangkan untuk memompa semangat kami belajar menulis.
Malam ini jujur aku akui tidak tahu harus berbuat apa-apa. Pikranku terasa kosong. Aku sadar perpisahan pasti menjumpai orang-orang yang merajut pertemuan. Dan semestinya persitiwa ini tidak pantas untuk ditakutkan oleh siapaoun, karena hal itu sudah menjadi hukum alam. Memang, kebanyakan orang baru sadar betapa besar makna kebersamaan orang yang ada disekitar kita ketika semuanya telah berakhir. Mugkin aku juga seperti itu adanya. Aku tidak akan mengelak sebab itulah faktnya, mungkin aku masih belum menjadi orang yang minoritas seperti tuntunanmu.
Tak pernah menyangka bahwa apa yang akan disampaikan malam ini sebagai pentup acara karantina akan melahirkan isak tangis yang dalam. Aku memang tidak meneteskan air mata tapi dalam hatiku tergoers luka yang sangat dalam. “Aku masih ingin belajar bersamamu kak” hanya kata-kata ini yang bisa aku ucapkan dalam hatiku. Tapi bikla kau pikir kelalaian yang selama masa karantina aku lakukan mungkin tidak akan ada yang mau mengajariku yang setiap waktu melupakan komitmen yang dijanjikannya sendiri.
Kini aku menyadari bahwa pasca karantina aku memiliki tanggung jawab yang besar. Semua orang sudah tahu aku adalah calon penulis. Orang-orang akan bertanya dimana hasil tulisanku. Tak ada batasan waktu untuk belajar, sudah selayaknya semua waktu yang kita miliki sebagai anugerah Tuhan dimanfaatkan sebaik mungkin.
Aku teringat beberapa film serial laga yang rutin aku tonton diwaktu masih duduk dibangku MTs, dimana seorang murid diperintahkan untuk turun gunugung mengamalkan ilmu yang dimilikinya dijagat raya. Perpisahan seperti sangat menyedikan, tapi harus dijalani, bila tidak ilmu yang dierikan sang guru tidak akan berkembang dan bermanfaat.
Mungkin, bila diibaratkan aku sudah tiba saatnya untuk turun gunung. Tapi sayang aku merasa belum siap untuk berpetualang. tapi…, aku pikir semua orang tidak akan pernah merasa siap untuk memikul sabuag tanggung jawab. Dan yang tahu terhadap yang kita miliki adalah orang yang mendidik kita. Guru dan orang tua yang sangat menyayangi kita.
Malam ini, aku diberikan ijazah sebagai tanda keikhlasan seorang guru terhadap ilmu yang diberikannya. Semoga aku bisa menjalani semua amanatnya atas ilmu yang diberikannya padaku. (bersambung)

0 komentar:

Memaksimalkan Potensi Wisata di Sumenep

Posted by Abd. Warits Ilham  |  at  11.18

Oleh: Abd Warits*

Sumenep, selain memiliki kekayaan sumber daya alam yang luar biasa, juga memiliki pesona wisata yang beragam, berupa objek wisata yang bernuansa religius seperti: Taman Makam Pahlawan, Asta Tinggi, dan Asta Ulama – Ulama besar yang berjasa membangun peradaban di Madura yang tersebar dibeberapa daerah kecamatan, diantaranya: Asta Katandur (Bangkal), Asta Buju’ Panaongan (Pasongsongan), Asta Jokotole (Manding), dan Asta Syeh Yusuf (Talango). Ditambah dengan beberapa pantai yang memliki keindahan alam yang luar biasa seperti pantai Lombang, Salopeng, Badur, dan Pantai Ponjuk.
Berwisata merupakan sebuah pilihan yang tepat untuk melepas lelah dan kepenatan setelah bekerja, dengan meluangkan sedikit waktu untuk menyegarkan badan setelah beberapa waktu dipaksa untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di lingkungannya maka tubuh dan pikiran akan kembali mendapatkan kekuatannya yang telah terkuras.
Disamping itu, secara perhitungan ekonomi, pengelolaan sektor wisata yang maksimal dan serius akan melahirkan pemasukan yang signifikan terhadap kas daerah, itu artinya jalan menuju kesejahteraan Masyarakat akan semakin lapang.
Selama ini pengelolaan potensi wisata, terutama jenis wisata alam (Baca: Pantai) terkesan dibiarkan berjalan apa adanya, hal ini dapat kita lihat pada pengelolan beberapa wisata yang telah diakui keindahannya tidak hanya oleh orang Sumenep namun melampui pulau Madura, antara lain:
a. Pantai Lombang
Lombang merupakan tempat wisata yang paling digandrungi oleh masyarakat, keindahan alam yang dimilikinya menjadi daya tarik yang luar biasa untuk dijadikan obat atau penyegar pikiran pengunjung. Pasirnya yang putih beserta desau daun cemara menjadi instrumen yang akan menyihir setiap orang yang bertandang ketempat itu, mereka pun akan takjub pada keindahan alam dan beban pikran akan terlupakan seketika.
Wisata lombang merupakan potensi wisata yang tiap tahunnya menghasilkan rupiah dalam jumlah yang tidak sedikit, dalam setiap musim liburan, seperti: liburan Ramdlan (Perayaan Kupatan), pendapatan yang dikumpulkan bisa mencapai ratusan juta rupiah hanya dalam waktu satu hari saja.
Ironisnya, pengelolaan terhadap tempat ini belumlah maksimal, pemerintah belum mempromosikan keindahan pantai ini ditingkatan Nasional, sehingga rakyat Indonesia secara umum belum mengenal keindahan pantai lombang ini.
b. Pantai Salopeng
Keindahan yang dimiliki pantai salopeng ini tidak jauh beda dengan keindahan pantai lombang, satu – satunya keistimewahan yang tidak bisa ditemukan tempat yang lain adalah pesona pantai dan pasirnya yang menurut banyak orang mirip dengan pantai – pantai di Bali. Masalah yang dihadapi juga sama, hal ini mungkin terjadi pada setiap sektor wisata yang dimiliki di kota paling timur pulau Madura ini, mulai dari kebersihan, sarana dan prasana yang tidak memadai, serta pasokan listrik yang minim.
Selain itu banyak orang merasa takjub dengan kesejukan yang terasa di sekitar pantai, daerah yang seharusnya panas dan gerah tidak terjadi disepanjang garis pantai ini.
c. Pantai Badur
Tidak banyak orang yang mengenal keindahan pantai ini, sulitnya rute perjalanan yang ditempuh untuk mendatangi tempat ini menjadi alasan utama tidak ditemukannya pesona emas ini. Untuk mendatangi pantai ini harus melalui jalan yang berliku dan menannjak cukup tajam, karena tempat ini berada di kawasan paling utara di bawah kaki bukit Batu Putih.
Keindahan alam yang masih perawan sungguh menarik untuk dijadikan tempat berlibur, pasirnya juga berwarna putih, ombaknya sangat indah dan nyaman bila dijadikan tempat berendam. Selain itu ditempat ini terdapat satu mata air yang sangat besar, saking besarnya airnya tetap terasa tawar maskipun berada pada jarak lima meter dari garis pantai. Bahkan konon apabila menggaruk pasir sedalam siku dengan jarak sekitar tiga meter dari garis pantai, airnya pus sudah terasa tawar. Hal ini merupakan fenomena alam yang sulit dijumpai ditempat manapun.

Mengingat besarnya potensi wisata di kota ini, sudah semestinya pemerintah menunjukkan sikap yang lebih serius untuk mengembangkannya. Karena ditempat semacam inilah pedangang kecil (Usaha Kecil Menengah) bisa memaksimalkan usahanya. dari pada mengotori keindahan kota dan setiap waktu menyibukkan satpol PP, lebih baik sebagian besar pedagang kaki lima dialokasikan ditempat wisata, tentunya mereka akan bersedia dengan sepenuh hati bila tempat ini menjanjikan kesuksesan bagi mereka.
Dari itu penting kirnya pemerintah melakukan promosi wisata ditingkatan Nasional, bukan tidak mungkin sumenep akan mampu menyaingi pesona wisata Bali, tinggal bagaimana potensi wisata yang besar ini dikelola secara baik dan serius, tidak dikorupsi, dan yang hanya mengobral janji.

*Mahasiswa Semester V di STIK Annuqayah jurusan PAI

0 komentar:

Mencari Hakikat Hidup; Sebuah Pengantar

Posted by Abd. Warits Ilham  |  at  15.37

Memulai Mencari Hakikat


Begitu banyak manusia yang bertindak nyeleneh bahkan keluar dari norma agama yang dianutnya hanya dengan satu alasan "ingin menemukan sesuatu yang bersifat hakiki". tentu hal ini tidak sepenuhnya benar ataupun salah. sebab tidak dapat kita pungkiri perjalanan manusia menemukan hakikat dengan cara yang demikian, namun perlu dicatat bahwa kesuksesan mencari hakikat dengan jalab yang tidak normal atau keluar dari norma agama memiliki skala yang sangat kecil.
disini, diforum "pencari hakikat" ini kami mengajak sahabat. kawan, saudara untuk mendiskusikan tentang bagaimasa sebenarnya mencari hakikat hidup itu sendiri. kami menginginkan banyaknya bannyaknya persoalan sosial kemasyarakatan yang kita bahas disini. sebab kami pikir mencari hakikat tidak mungkin terlepas dari fenomena sosial kemasyarakatan yang terjadi disekitar kita. ini hanyalah sekedat pengantar, bagi yang bermiant untuk bergabung dengan forum ini tulisan bisan di kirimkan lewat emai ke www.riani.ilham@gmail.com.
selanjtunya atas pastisipasi dan kepeduliannya kami ucapkan terimakasih
dan perlu kita ingat begitu banyak orang terlebih pemuda yang tersesat jalan hidupnya hanya dengan sebuah alasan "Ingin Mencari hakikat"

1 komentar:

Pengikut

Copyright © 2013 Pengintai Senja. WP Theme-junkie converted by BloggerTheme9
Blogger template. Proudly Powered by Blogger.
back to top